Left to Tell

Standar

LEFT TO TELL adalah judul sebuah novel yg kali ini akan saya review demi memenuhi janji saya kepada neng Orin untuk ikutan lomba ngereview buku yang diselenggarakan oleh non Inge dalam tulisan ^^ kita berbagi ^^ nya. Dan makasih banyakkk buat mas Firman yg sudah menawarkan pinjaman novel yang luar biasa ini ke siti (hehehe.. maaf lama banget baru ngembaliinnya :D).

Left to Tell merupakan novel yang mengisahkan kejadian nyata yang dialami seorang gadis yang bernama Immaculee Illibagiza dalam masa pembantaian etnis di Rwanda pada tahun 1994. Kematian presiden Rwanda yang bersuku Hutu memicu pembantaian yang berlangsung selama kurang lebih 100 hari dan menurut perkiraan Pemerintah Rwanda menelan korban lebih dari 1 juta orang. Selama masa itu Immaculee yang bersuku Tutsi diburu oleh para ekstrimis Hutu. Dia bersama 7 perempuan lainnya bersembunyi di sebuah kamar mandi sempit milik pendeta Murinzi yang bersuku Hutu. Selama 91 hari lamanya dia bertahan, mengalami ketegangan dan ketakutan.

Sisi menarik dari kisah ini adalah perjalanan rohani seorang Immaculee yang membuatnya bertahan selama masa “perburuan” itu, mulai dari persembunyiannya yang mengharuskannya bersama 7 perempuan lainnya berada dalam posisi berhimpit2an dalam sebuah kamar mandi kecil selama berbulan-bulan lamanya, hingga perjalannya menuju kamp Perancis dimana ia dan teman-temannya harus melewati “para pembunuh”.

Immaculee berasal dari keluarga yang harmonis dan penganut Katolik yang taat. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai guru. Mungkin itulah salah satu faktor yang membuat imannya tak tergoyahkan walaupun selama masa dalam “kurungan” kamar mandi itu dia tak jarang mengalami perang batin yang disebabkan oleh rasa ketakutan, kemarahan dan kebencian kepada para pembunuh itu.

Ya, tentang IMAN. Imannya kepada Tuhannya menyelamatkannya dari pembunuhan. Imannya menyelamatkannya saat dia bersama yang lainnya terkurung dan hanya terpisahkan oleh dinding tipis dari para “pemburu”nya. Karena iman pula lah ide untuk menutup pintu kamar mandi dengan sebuah lemari pakaian itu muncul dan disetujui oleh pendeta Murinzi si pemilik rumah. Iman membuatnya bertahan dan akhirnya selamat dari pemusnahan etnis itu.

Dengan imannya, dia mampu meluluhkan kebencian dan dendam yang ada di hatinya untuk memberikan cinta dan pengampunan kepada para pembunuh itu, terutama kepada mereka yang telah membunuh keluarganya. Dan dengan iman pula ia mampu bangkit dan terus menjalani hidupnya ke depan dan memperoleh pekerjaan dan kehidupan yang baik setelah masa pemusnahan etnis itu.

Saya sebagai seorang Islam dan bukan Katolik, buku ini tetap membuat iman saya kepada Allah semakin menguat. Bahwa memang benar tak ada yang tak mungkin bila Dia berkehendak dan tak ada yang tak mungkin bila kita percaya! “Nice story” yang mengingatkan kita untuk selalu kembali pada-Nya dan selalu menyertakan Dia dalam tiap langkah hidup kita ;).

Kutipan kalimat yang saya suka dari buku ini :

“Apakah berbadan tinggi itu kejahatan di negaraku? Aku harus bagaimana? Aku tak bisa menolak menjadi seorang Tutsi! Aku hanya menjalani takdirku.”

Suka dengan kalimat ini.. :). Sebuah pernyataan jujur dari seorang manusia dimana dia tidak bisa memilih atau menentukan harus terlahir sebagai suku apa. Kalimat yang mengingatkan kita untuk “menghormati” keputusan Tuhan atas hidup setiap manusia ciptaan-Nya agar kita menghormati setiap orang tanpa membedakan ras, suku, maupun agama.

Lalu kalimat lainnya yang saya suka adalah

“Aku hidup merupakan bukti dari kuasa doa. Tuhan adalah sumber segala energi pemikiran positif, dan doa adalah jalan terbaik untuk mengetuk kuasa-Nya.”

Ya, dari kalimat ini kita semakin diingatkan bahwa segala sesuatunya adalah mungkin dengan iman. Dan bahwa hukum-hukum material dunia tak berlaku di hadirat Allah.

Dan selanjutnya….

Buku apa yang sangat ingin saya baca? Wew bingung juga nentuinnya, hehehehehe. Sebenarnya saya penasaran dengan tafsir Al Azhar karangan Buya Hamka. Secara saya belum pernah melihat bentuk fisiknya ataupun membacanya sekalipun! Untuk memperolehya pun saya juga tidak tau harus hunting ke mana untuk bisa membeli buku itu.. :O. So, kalo ada dari temen-temen yang punya buku itu dan mau meminjamkannya pada saya.. dengan senang hati saya akan menerima pinjamannya, hehehehehehehe :D.

Udah ah.. 😛

Sekian review dari saya.. dan review ini diikutkan dalam Kita Berbagi yang di selenggarakan Cyber Dreamer.

Satu tanggapan »

    • He-eh.. xixixixixixi
      Buku itu dipinjemin pas di saat siti lagi “bertobat” lah istilahnya :P. Jadi pas baca buku itu klop banget dah.. kena chemistrynya, wekekek *lebay*

Tinggalkan komentar