Monthly Archives: Januari 2012

Menikah (Part2)

Standar

Okayy… it’s still about marriage! xixixi

Belum banyak perubahan.. Nyatanya saya masih belum mempunyai kesiapan dan keinginan yang nyata untuk menikah. Masih merupakan sesuatu yang WAH bagi saya untuk melangkah ke jenjang itu.. :p

But anyway, saya berharap tahun ini Allah SWT menaikkan tingkat kehidupan saya dengan mengaruniakan hal yang satu itu kepada saya :). Tak perlu dibahas sebuah keromantisan yang nanti akan menyertainya.. karena saya sendiri belum bisa membayangkannya dan biarlah itu menjadi urusan-Nya. Hanya berharap jika “perasaan” itu ada, semoga kehadirannya selalu dalam keridhaan-Nya. Amiin.

Berbicara mengenai pernikahan,, yang paling sering menyentuh perasaan saya adalah kebahagiaan seorang ibu bersama anaknya, kebahagiaan seorang ibu dalam mendidik anak2nya.. Betapa saya rindu untuk mempunyai perasaan itu. Betapa bahagianya saya jika diberi kesempatan untuk menjadi seorang ibu yang bisa mendidik anak2nya dengan baik 🙂

Dan untuk mewujudkan kebahagiaan itu, tentu saja wajib pula hadir seorang “pelengkap” *khan saya bukan ibunda Maryam as :p*. Dan inilah yang membuat saya belum bisa membayangkan kehadirannya… Mungkin bisa dikatakan “belum berani” dan saya belum bisa untuk lebih jauh memikirkan ini. Apatah lagi dengan yang namanya “kriteria”,, saya belum berani menentukannya! Mengharapkan sesuatu tentunya harus sesuai dengan kepantasan kita. Nah, jujur sekali saya merasa belum pantas untuk menentukan sebuah “kriteria”. Berasanya seperti sok kebaikan banget jadi manusia :p. Lha apa saya sebaik itu untuk pantas menentukan kriteria? @_@

Yah, saya baru bisa berharap yang terbaik dari-Nya. Semoga yang cocok, yang terbaik, yang dicintai, dan diridhoi-Nya untuk saya. Amiiin.

Semoga tak lama lagi.. 🙂

Belajar nggak LeBe

Standar

Belajar nggak LeBe. Artinya, belajar nggak terlalu “over” dalam menggunakan perasaan :p.

Bener-bener.. Terlalu “over” dalam menggunakan perasaan itu bisa bikin hidup nggak damai.

Berusaha untuk mengabaikan perasaan2 yg nggak perlu itu menurut saya sangat perlu untuk dilakukan. Saya rasa sebisanya (jika bisa) perasaan itu sangat baik jika dioptimalkan untuk dirasakan kepada-Nya. Dengan begitu ketika ada hal2 yg tidak berkenan di hati, bisa cepat diabaikan dan dilupakan :). Dengan bahasa umumnya mungkin bisa dikatakan sisi pikiran lebih bermain daripada sisi perasaan (Thinking VS Feeling). Sehingga diri kita bisa lebih optimal dalam melakukan hal2 yang lebih penting dan perlu untuk dilakukan tanpa mengalami gangguan yang berarti akibat terlalu berperasaan terhadap sesuatu (sedih, marah, kecewa, dsb).

Hehehe,, selayang pandang aja dari seorang wanita yang “katanya” aspek perasaannya lebih banyak bermain dibandingkan aspek rasionalitasnya :p. Just my mind 😀

Kematian

Standar

Akhir2 ini saya begitu sering memikirkan tentang kematian. Sesuatu yang cukup menakutkan menurut saya mengingat cukup sering seseorang meninggal menjelang hari kelahirannya (*hanya analisa “kata orang” saja sih :p).

Mungkin dikarenakan semakin berumur seseorang, maka akan semakin sering pula ia mendengar berita tentang kematian. Sesuatu yang sebenarnya sangat wajar bagi setiap orang untuk mendengar berita itu dari sekelilingnya. Tapi hmm,, entah mengapa sekarang2 ini berita2 itu cukup membuat saya takut. Takut kalau2 kematian itu datang dengan tiba2. Siapa yang tau “jadwal” kematian yang sudah ditetapkan untuk dirinya? Ya Allah…

Jika ada pertanyaan, apakah saya takut dengan kematian? Jawabannya adalah IYA. Saya masih takut akan kematian, mengingat apa yang saya lakukan masih segitu2nya, dan saya rasa saya masih jauh dari bagaimana laku seorang muslim yang seharusnya dalam kehidupannya. Saya takut dengan persiapan kematian yang boleh dikatakan masih belum pantas untuk disebut sebagai persiapan,, dan saya rasa saya memang belum mempersiapkannya :(. Sungguh saya takut.. Saya berharap Allah SWT masih memberikan saya waktu untuk mempersiapkan kematian itu..

Berharap bisa menghadap dengan keridhaan-Nya suatu saat bila waktu itu tiba. Amiiin.